Saturday, August 7, 2010

Kesah


Duhai anak cucu
Dahulu
Jengkal bumi di pijak beralas darah
Para sejati
mati
Para setia
binasa
Terkapar bersimbah hanya karna sebuah harap
“Enyah hai hidung mancung Pertiwi jelas bukanlah hakmu”

Desing desing beribu pelor
pecah kepala menembus dada
Kami dulu rela
Asal pewarisku tiada terhina
Biar dentum biji meriam membelah jasad kami berhambur tulang belulang
Kami dulu bangga
Asal penerusku tiada merana

Coba kau tanya
Berlaksa
Bahkan berjuta jiwa jiwa gelimpang berkalang rebah
Mendepa tangan bela amanah
Tersenyum di ujung mati
Lafaz doa suci
sebelum meregang nyawa

Kami bangga
Kami ikhlas
Kami rela

Tapi itu dulu….

Sekarang
Lihatlah mata mata renta ini menangis
Tangis pada yang terlupa
Ratap
tentang harapanku yang sia sia

Tak sekalipun dihati, ingin kau kenang
Tak selintaspun mengharap, ingin kau julang
Tapi tolong
sedikit hargai mimpi kami
Jangan kau kembalikan Bumiku terjajah didalam cadar
Bak hilangnya jati diri
Di tukar seketul paha Ayam yang Terkenal


Duhai anak cucu
Dengarlah
Dan
Hayatilah keluh kesah ini


---------------------------------------------
LONK

0 apresiasi sahabat:

Post a Comment

Kritik dan saran amatlah diharapkan.
Salam hormat & happy blogging.

BERBAGI DAN SALING BELAJAR