Sunday, May 24, 2015

BUNGA LIARKU (bagian 2)



Entah mana yang harus kupilih.
Hati ataukah naluri?
Atau juga keduanya?
Yang aku tahu, bahwa tak mungkin membiarkannya larut dalam kesendirian. Sedangkan berpasang mata tak lagi mamandang, bermacam wajah teruslah berpaling, berbaris mulut tak ingin pula menyapa.


Dari meja-meja kita saling bicara, dengan jamuan rasa yang masih gulita. Tentang ladang hati yang gersang, cuaca jiwa kering kerontang, berharap ada tetesan meski sekedar embun, agar kembali segar kelopak bunga yang menunduk layu dan terpegun.


Ah...
Akhirnya aku sedikit bahagia.
Jerih payah selama ini kian menjadi. Kulihat bungaku semakin bergairah. Kembali indah merah merekah. Tapi kuharus terus menjaganya dari rumput-rumput gatal, dari tikus-tikus yang merosakkan, dari tiupan angin yang menyesatkan. Agar tak sisa-sia perjuanganku, agar tak sia-sia pedih dan perihku, lelah dan penatku.

Tapi...
Ketulusan kadang tak mampu dipahami.

(BERSAMBUNG bagian 3)

0 apresiasi sahabat:

Post a Comment

Kritik dan saran amatlah diharapkan.
Salam hormat & happy blogging.

BERBAGI DAN SALING BELAJAR