Saturday, August 21, 2010

DEMI CINTA NDUK!



Tikar pandan bolong tengah permisi menindihmu
Mbah!
demi menunggu Aki guru sungsang paring piwejang
sumpah serapah aji jaya kawijayan pengasihan
jaran goyang
Kenapa?
Semata hanya karna betapa sayangnya aku padamu
meski engkau
TIDAK

Beranda senyap campur debu jadi pengap
ra ana wong wang wing
hanya aku
kucing itu dan aroma terapi tai ayam ala ala sauna
tak mengapa
asal dapat ku bercinta denganmu
Nduk!

Awan hitam dampyak dampyak luar sana
Gelap!
sekelam hatiku yang berjelaga nyeri
nangis mbrebes mili

Thok! Thok! Thok! Thok!
Duh jagad jagad dewa bathara

Apa yang salah di rajah tanganku
berkarung kembang aku habiskan
berkilo menyan kupersembahkan
masih saja kau tak sudi mencintaiku
walau sebentar
Kebangetan!

Sedangkan kau tahu
Beratus dukun tlah habis ludahnya
karena

...mu
Berpuluh pakar wis mentok rumusnya
pun karena
...mu
kurang apa lagi
Kenapa juga kamu tetep ngeyel
apa kau tidak tahu malu
Koq eram!

Mak ngekkk!
pintu kamar terbuka
Orang tua badan kurus rambut jambul baju hitam tiba
bawa buntelan
Dalam melodi serak serak basah lirih iapun berkata
Dengarkan piwulangku bocah
Kala bulan bersinar terang bacalah mantra aku ajarkan semalam,ingat..aja ambegan
Dan tebarkanlah jopa japu dariku tepat jam dua belas malam angkat sebelah kakimu
Niscaya suatu saat mungkin dia memberimu cinta
sabar ya
Mana amplopnya! 

diiring muncrat rasa jengkol semriwing tertiup disela gigi duanya

Mak dyarr!
Hancur sudah hatiku tersambar halilintar
kepyar kepyar
Mati aku!
Tirakat patigeni telung dino telung wengi tak lakoni
Hanya untuk sebuah kata mungkin
Byuh! nduk nduk
koq
Gagal maning gagal maning
to?


***********************************
~LONK 2010.(ekspresi anak negeri)

Friday, August 20, 2010

Aku Tak Bisa





Terbentur anganku
mandeq
di gang macet
lorong khayalku
demi memenuh janji pada hati
Mencoba
menuang larik larik cinta di bumbu basa basi

tentang padamu kasih aku menyayang tak terbilang
selembut salju
seranum kuldi
semerdu gemericik air bebatu kali kala berdua waktu dulu di suatu masa
sewindu yang lalu


ternyata
aku tak bisa



Melukis kembali ayat rindu di hias cumbu rayu
di siram butir sejuk telaga cinta yang mengembun
basah jiwaku terbangun
hingga
saat melati itu ku semat di rambutmu dan kau tersenyum
sebenarnya aku bahagia
pada malu mengambang tika kupandang
di merah pipimu
di rona wajahmu
di balik bata bata sayup tutur katamu
perangkap hinggap dekap
berharap kau rebah di dadaku biar sebentar

Bila kan kukenang di indahnya
Ternyata
Aku juga tak bisa

Larik cinta ayat rindu kau di mana
ketika aku hanyut
lingkup
dalam sketsa cerita merindu rindu meraba cinta
timbul tenggelam
cat katon cat ora
aku hanya ingin berkata
bahwa diantara kisi kisi malam gelap gulita sunyi mencekam diam mendekam
dan
sebelum damar cahaya melukis bayangku tergambar ke dinding bambu

aku sebenarnya sudah lama mencoba

Ternyata
aku tak bisa

---------------------------------------------------------------
info:(cat katon cat ora = sekilas terlihat sekilas tidak).
---------------------------------------------------------------
~Lonk 2010*

LIHAT!




Kurcaci nangis
Dengkul di tekuk
Kepala tunduk tangan membenam wajah
yang jatuh hanyalah air mata
bagi
mu

mengukir arca kesedihan
menggarit mimpi di hampar tanah
Ranah hati bercampur debu sungkawa
pun remuk
terbiar
Untuk sejenak letakkan gundah di tengah padang tabah
pelan dan pelan
Coba diam perhatikan
biarkan ia tertidur
sekejap
lelap lelap
Hingga bangunnya adalah menemu sadar
melihat arti di sisi fajar
pijar
pijar

***************


Lonk 2010

Tuesday, August 17, 2010

Di suatu ketika




Tepi sungai atas pasir
Bocah bocah kaki tanpa sandal lari
sana
sini
Bekal tulang blarak berujung kertas
Merah
Putih
Gegap gempita teriak bangga
MERDEKA!

Meski
Layang layang yang di sayang
Harus terkoban
Di sulap jadi bendera

Apa ini kebetulan
Atau
Sengaja mencucuk mata kami yang tu
Yang buta
lena

Dan
Akupun malu pada
MU

------------------------
lonk

NOTA HATI




Bila terasa panas si lidah api ini
pergi saja sebaiknya
karna sebenarnya
kau itu tak faham bahwa ada kasih menyapa di setiap penggal penggal ayatku

Mengharap terbangun dari tidurmu
tersadar dari bujuk bujuk halusinasi yang membuatmu tersesat dari garis garis dirimu
yang sebenarnya
meski itu bagiku atau mungkin bagimu jua


Tapi jangan harap aku menangis akan pergimu

Meratap tidak merindu jangan
dan rasanya tidak perlu harus aku terkenang pada bayang pada silam yang tertulis pada bait nota hati
hingga sebentar lagi aku simpan
dan jika bisa aku buang

Dan tika hati berpijak di simpangmu
menentu arah tuju berpaling pada nyata berebut manis maya berselendang madu laksana
berusaha membohongi hati nurani

sesungguhnya aku sudahpun pergi tinggalkanmu

di sini

di sendiri

---------------------------
lonk

SALAM DARI JAUH



Hamparan biru yang berombak
luas maha luas
Aku di seberangmu
kini

Lalu terpaksa kupanjat tinggi pucuk pohon itu
Sekedar menunai rindu pada kelebat Saka dwi warna
Berani
Suci
Yang agung masyur
Berpuluh tahun yang lalu
Ternyata tak terlihat
Beeh!
Mana?


Apa hangus terbakar
atau
Tiangmu sekarang hanya setinggi cangkul petani tengah sawah
Selebar kain alas tidur gelandangan tepi jalan

Aku takut
pada mimpi semalam
Airmata darah jadi merahmu
Tinta tangan hitam coreng putihmu
Tangis tangis si kecil
isak isak si dekil
meluas dan merata rata

Putihmu dilipat
Hapus lumpur kaki si dasi
pakarpakar motivasi
terpelajar terorganisasi

Di depan pintupintu kantor
musyawarah dewan deptcolector
istana kahyangan nan tersohor
;sewenang wenangnya

Aku masih di sini
Di ranting pohon seberang sungai
Harap mengharap
Angan kebas hati penat
Dan akupun teriak

Hai sang Saka dwi warna
Salam untukmu dari jauh sebelum kau mati
Terimalah
Innalillahi!


Lalu aku pulang
Diam
tanpa harapan

EDAN!

..........................
Lonk 2010.

Monday, August 9, 2010

Hom Pim Pa saja




Penguasa bincang atap bulat tanpa tiang
Sejati penyangak
pusat kota


ana
enak
penak
mu
kau pikirkan


Bono
Entek
Matek
ku
kau ciptakan

Tengok kiri
tengok kanan
Kedip mata jelalatan
Dermawan berbagi rezeki sesama
sendiri
Negri salah kaprah
Bubrah
Dedemit polah
Bungah

Dan cerita
nun jauh di sana
pun bermula

Padepokan talanguang
sepi
kusyuk
semedi
Di iring lagu symponi kenyang
para empupun bertapa brata
Lihat air liurnya
di tipi tipi
di koran koran
di mata mata yang haknya dimakan

Dua puluh lima menit mimpi
buka mata pasang aksi
baca segala mantra abra kadabra
Ilmu kebal bukan senapan tapi tumbal anti tangkapan
ajian lembu sekilan
warisan maha guru kisah kolosal
pembawa sial

Baru lima menit
Air ludahpun baru tertelan
Raja paksi segak tidak tegap bukan
tunjuk wewenang

Katanya:
"Rakyat harus senang"

Jadi
"Keputusan mestilah matang"

"OK,begini caranya"
"DEMI SESAMA dan se ADIL ADILnya"
"Bagaimana"
"Kalau kita"
"HOM PIM PA saja"


Ide cemerlang bukan?

-------------------------------------------------------
Lonk

Sunday, August 8, 2010

15 Detik Tuan



Payung payung laras panjang
Penjaga damai
Penunggu simpang

Hari ini
Lima belas detik alasan
Cukup
Dan izinkan aku meludah di namamu
Tuan

Jari patah potong saja
Biar tak menusuk mata mata ini
Cepat
Nanti kami muntah
Coklat warnanya di kotori busuk
Nanah
Yang tak pernah di bersihkan
Benalu
Liar
Menggerogoti enam aksara gagah
lari dari garisnya
Jika ada mata
Pandang
Bukan sulap bukan sihir
Raga melayang
Terbang
Di tanduk kuda besi joki setan topi keadilan
Dasar pengecut
Penakut cabut kecut perut
Tinggal gelanggang
Lintang pukang
Pandai mengajar tak penah belajar
Rajin teriak tak sudi mendengar

Payung payung laras panjang
Penjaga damai
Penunggu simpang
Lihat
Palang dibahumu
Tanda di dadamu
Masih adakah sedikit malu pada bangsamu?

-------------------------------------------------------------


Maaf,,,
Ku dedikasikan goresan tak berguna ini special buat yg terhormat jahanam kisah
DISINI


Saturday, August 7, 2010

Kesah


Duhai anak cucu
Dahulu
Jengkal bumi di pijak beralas darah
Para sejati
mati
Para setia
binasa
Terkapar bersimbah hanya karna sebuah harap
“Enyah hai hidung mancung Pertiwi jelas bukanlah hakmu”

Desing desing beribu pelor
pecah kepala menembus dada
Kami dulu rela
Asal pewarisku tiada terhina
Biar dentum biji meriam membelah jasad kami berhambur tulang belulang
Kami dulu bangga
Asal penerusku tiada merana

Coba kau tanya
Berlaksa
Bahkan berjuta jiwa jiwa gelimpang berkalang rebah
Mendepa tangan bela amanah
Tersenyum di ujung mati
Lafaz doa suci
sebelum meregang nyawa

Kami bangga
Kami ikhlas
Kami rela

Tapi itu dulu….

Sekarang
Lihatlah mata mata renta ini menangis
Tangis pada yang terlupa
Ratap
tentang harapanku yang sia sia

Tak sekalipun dihati, ingin kau kenang
Tak selintaspun mengharap, ingin kau julang
Tapi tolong
sedikit hargai mimpi kami
Jangan kau kembalikan Bumiku terjajah didalam cadar
Bak hilangnya jati diri
Di tukar seketul paha Ayam yang Terkenal


Duhai anak cucu
Dengarlah
Dan
Hayatilah keluh kesah ini


---------------------------------------------
LONK

BERBAGI DAN SALING BELAJAR