Thursday, January 13, 2011

Ketika Cinta Dikenang



“Ahh,,malam yang begitu panasnya ..”  
desah Intan diatas pembaringan,sisi malam semakin ditengahnya.
Pikiran melayang tak tentu arah mengulang  kisah.Tentang manis,tentang pahit,tentang kesah gulali cinta.
Sebentar dia bangun,lalu menyibak sedikit tirai jendela agar terang lampu jalan itu bisa mengusir rasa gundahnya,diam sebentar,sebelum duduk ditepi ranjang dan kembali desah itu terdengar memenuh rongga dada.  
    “Huuhh,,,kenapa dengan otakku ini?”
     “Kenapa mesti berjumpa?”
     “Kenapa harus mencinta?”
      “Ahhh,,,puusiinggg….!!!”  teriak hati yang menepis  bayang senyum manis,seraut wajah sejuk nan rupawan,sosok tegap berdada bidang yang senantiasa membuat jantung berdebar debar. Teringat bagaimana tangan kekar itu dengan lembut dan penuh kasih membelai rambutnya. Bagaimana suara merdu mendayu itu membisik pelan ditepi kuping, bahkan hembusan nafas yang hangat memburu  begitu lekat mengelus daun telinga.  
    “Ya Allah,,,,ada apa dengan diriku?”
    “Jangan,,jangan,,,aku tak sanggup menanggung siksa merindu..”
Masih saja  mengelak dan coba menepis kembali bayangan itu ,yang seakan memang tak sudi pergi  berlalu. Kembali berbaring diperaduan,dibawah temaram lampu jalan yang menerobos dicelah kamar. Tak berapa lama,lagi dan lagi bayangan itu menguasai hati dan gundah diri.Yang tak bisa lagi ia menghindar,tak mampu lagi untuk berlari. Pelan pelan khayalan terbang melayang. Tak terasa Intanpun masuk kealam bawah sadar dengan seketika, bagai mengulang cerita nostalgia.
………………………
Suatu petang dikantin tempat dia bekerja ,delapan bulan yang lalu.
Ketika tiba tiba sebuah mobil Honda accord warna hitam berhenti lima meter dibelakangnya .  
  “Siapa itu?”  gumamnya tak sengaja menoleh tertanya tanya. Lalu turun sesosok pria tampan berhidung mancung,berbaju putih celana hitam, lengkap dengan kaca mata hitam pula. 
   “Koq ganteng sih,,siapa ya” dalam hati Intan begitu penasaran,sambil matanya tak lepas lepas mengikuti gerak gerik lelaki yang pertama kali bisa membuat jantungnya anjlok,,rontok,,deg deg pyar tak karuan.Celakanya  lelaki itu seperti tahu bahwa pandangan Intan terus saja mengikutinya.Dan diapun tersenyum.  
   “Aduhh,,mati aku..so sweeetttt,,,”  Intanpun  ikut tersenyum seperti  lupa pada kejutekannya,kecuekannya. 
   “Wallahh,,dia malah kesini,,gimana ni”  bingung, salah tingkah ketika lelaki itu melangkah mendekat dan semakin dekat.Pegang ini salah pegang itu salah,pokoknya semua jadi serba salah …
Akhirnya.
   “Hallo,selamat siang”.
    “Kayaknya si mbak sedari tadi memperhatikan saya ya”
     "Hayooo,,ngaku saja..hehehe" .
Betapa kagetnya Intan ,mendengar pertanyaan yg tak diduga dan sangat memojokkan dirinya ,hingga keringat sejagung jagung besarnya itupun keluar dimerah wajah yang mendadak  merona.Tapi entah kenapa, mulutnya bagai tersekat erat tak sanggup lagi berucap.
    “Lho..koq diam saja.,,kenalin ,namaku Ronald”  lelaki itu memperkenalkan diri,sembari mengulurkan tangan,menambah keki hati gadis yang tengah dilamun suka. Intanpun malu malu menyambut uluran tangan sang jejaka.  
Darrrrr….. Intan tersentak saat kedua telapak tangan  saling bersentuhan mungkin rasanya bagai kesetrum listrik ribuan volt ,sampai merinding seluruh bulu roma ,adem panas,begitu indah tak terkira, 
     “Ada apa dengan hatiku ini ya Allah..?”  tak habis fikir kenapa dia bisa berubah jadi begini begitu cepatnya. Suasanapun jadi hening sejenak sebelum Ronald yang kembali menyapa menyentuh pundak.
     “Ehh,,mbak,,koq diam aja,ngelamun ya”
     “Namanya situ siapa?”
Intan tersadar seketika sebelum tersenyum kecut dan menjawab terbata bata.  
     “In,,t,an..mas”
     “Ooo,,Intan,,udah nggak usah pake mas segala napa..”
      “Kamu kerja disini ya,kapan kapan aku  main kesini boleh kan?”
Dan obrolan yang pada mulanya terasa kikuk itu, berangsur suasana menjadi nyaman.Sesuatu yang tak pernah bisa dibayangkan Intan sebelumnya.Setelah hampir tiga puluh menit akhirnya Ronald permisi menyelesaikan urusannya. 
      “Intan,,aku minta diri dulu ya, ehh,,boleh nggak aku minta nomer hp kamu”
       “Boleh dong…pleaseeee..”  pinta Ronald sambil mengumbar tersenyum ala nggombal. Wong namanya lagi terbius cinta ,ya langsung aja Intan memberikan nomer hpnya tanpa banyak kata.Dan ini yang pertama kalinya dia memberikan nomer hp pada orang yang baru dikenalnya. Ronaldpun melangkah pergi,dan pandangan Intan kembali tak lepas lepas mengikuti sampai Honda accord warna hitam itu lenyap dari pandangan mata.
Tiba tiba dia tersenyum.  
     “Hiikk,,koq bisa ya,,kayak mimpi..”
       “nggak nyangka bisa kenal sama Arjuna,,hehehe”  sambil cengar cengir sendiri dan tanpa sadar tingkahnya itu sedari diperhatikan dua sahabat karibnya,Suzie sama Erni.
     “Ceeileehh..yang lagi jatuh cintroongg..bagi bagi doonggg…” teriak dua sahabat itu bersamaan mengagetkan. 
    “Ahh,,napa sih loe,,bikin kaget aja, nggak tau orang lagi seneng apa”  jawab Intan sekenanya sambil cekikak cekikik.
      “Yang penting kan traktirannya,ya nggak Suz..”kata Erni nyeplos.
      “Siip,,so pasti,,,,kalo nggak..” sambung Suzie  
      “Kalo nggak napa?”  balas Intan nantang.
       “Kalo nggak ,,,tak bilangin si Boss…hahaha..kacian deh loe..” jawab mereka serentak sebelum berlari.  
       “Apa,,coba aja kalo berani,,”  seru Intan sambil mengejar kedua sahabatnya itu.
Sungguh suatu petang yang begitu indah bagi Intan dan tak pernah seceria ini selalunya,dia bisa tertawa ,bercanda ,dan tak lagi diam seperti biasanya.
Semenjak sore itu hubungan Intan dengan Ronald semakin berkelanjutan.Mulai dari telpon telponan,sms-an,sampai mojok chating dan FBan hampir tiap malam.Bahkan sampai beberapa kali mereka akhirnya ketemuan.Pokoknya jian mabuk kepayaaaang. Intanpun merasa begitu nyaman disamping Ronald,merasa begitu hangat setiap kali dalam pelukan.sebelum mendidih digejolak sebuah ciuman.Mungkin juga karena ini cinta pertamanya.

Tak terasa hubungan mereka sudah berlangsung hampir delapan bulan.
Disinilah awal dari segala kegundahan,kegalauan. Waktu itu Ronald mengatakan ingin berjumpa, karena ada sesuatu hal yang akan dia cerita,”surprise” katanya. Maka siang itu keduanya sepakat bertemu sebentar disebelah gudang sekolah dibelakang parkir sepeda.Merekapun melepas kangen. Ditengah asyik asyiknya, disaat mesra mesranya , sewaktu indah indahnya, dua insan memadu kasih menyemai cinta,tanpa disadari ada seseorang sedang mengamati sedari tadi. Padahal Intan tengah lena lenanya dihangat sebuah pelukan,dinikmat dalam dekapan.
Tiba tiba.
   “Ehemm..!!!!”suara yang begitu keras terdengar meluluh lantakkan suasana romantika. Kontan saja Intan dan Ronald saling melepaskan dekapan secepatnya.Deg deg deg  jantung ndredeg kayak mau ambllegg.. Ternyata ada seseorang sudah berdiri dari tadi disamping mereka.. Mukanya merah kayaknya marah  lalu  pergi diam begitu saja.  
    “Siapa orang itu ya?”  dalam hati pucat pasi Intan tertanya tanya meski belum hilang ketakutannya.
 Takut berita tersebar,takut dipermalukan,dan yang paling dia takut adalah diberhentikan kerja.Bagaimana nanti nasib keluarganya.Dalam termangu masih sempat dia menoleh kearah kekasihnya.
    “Kenapa muka Ronald berubah pucat begitu,siapa dia?”  dalam duga batin Intan lantas  berusaha meneka neka. Yang Intan tak mengerti saat Ronald berdiri lalu melangkah meninggalkannya seorang sendiri. Dibenaknya berkecamuk sebaris tanda tanya,ada apa dibalik semua ini.
Sejak saat itu Ronald bagai hilang ditelan bumi.Tanpa kabar tanpa berita atau telepon seperti biasanya. Dan hal yang membuatnya terkejut adalah kata Suzie sore tadi,orang itu adalah abangnya Ronald.Dan telah melarang Ronald untuk bertemunya lagi ,dengan memindahkan kerja ke lain negeri. Laksana disambar petir disiang hari,betapa hancur sudah  hati Intan,batin kecilnya seakan tak percaya pada apa yang telah terjadi.Seminggu sudah Ronald menghilang.Hati Intanpun  semakin tertekan, sedih hatinya seperti tercoreng moreng,teriris iris,disayat sayat sembilu dengan begitu dalamnya. Senja yang berlalu menuju remang,semakin menggelap menyisir malam.,semakin malam, ke larut malam dan kembali ditengah malamnya,saat gelegar guruh yang bersambung kilat itu akhirnya menyadarkan sebuah lena.

         “Ya Allah,,harus bagaimana aku ini?”  ,Intan mendesah lagi.
Angan yang terjaga dari terbang,kini lalu tenggelam dalam duka berselimut sepi.Hanya remang itu saksi bisu kala bening air mata menetes disudut bola mata pilu. Tak terasa Intan menangis.Mempertanyakan garis nasib yang selalu saja tak mau manis, Menyangsikan hidup yang dirasa tidak adil lagi padanya.Hingga tangis berubah menjadi  ratap, hingga sedih menjelma jadi bangkai dari satu mimpi dan harap. 
       “Kenapa semua ini mesti terjadi” ucapnya lirih,hatinya rapuh,jiwanya rubuh. Serapuh ketegarannya yang telah rubuh dan hilang dibawa cinta.  
        “Salahkah aku mencinta?”
        “Salahkah aku dicinta?”
       “Salahkah..?
Airmata yang mengalir seakan menemani derasnya hujan yang sedang membanjir ,mencumbu simpuh sendu-sendu malam. Dan diitumpahkannya kembali segala kegalauan hati dan ketidak puasan itu menjadi duri pada setiap kuping yang mendengar tapi tak kunjung mengerti. 
 Disisa sisa air mata yang terus meleleh dalam tunduk dia kembali bertanya,bahkan berteriak sekuat kuatnya,,
meski didalam hatinya:
      “Hinakah aku mengharap kasih ?”   
     “Hanya karna aku tak punya,karna aku wanita,karna aku bukan siapa siapa?”
      “Hinakah aku,,,Ya,,Allah.???.”
      “Hinakah,,???”

 Sebelum  sujud itu diam dan tak lagi bertanya. 


           ~TAMAT~


********************************
  
Dunia oh dunia… 
Satu lagi jiwa teriris menggenang tangis bernanah duka
hanya karna beda besar kecil tinggi rendah derajat  harta 
ooooohh
bukalah matamu
Salahkah? Hinakah? Dosakah?

........................................... 
Lonk..(Kisah nyata request sahabat)

0 apresiasi sahabat:

Post a Comment

Kritik dan saran amatlah diharapkan.
Salam hormat & happy blogging.

BERBAGI DAN SALING BELAJAR