Sosok renta
senandungkan tembang lelah
tentang sebuah kepergian
perpisahan
kehilangan
duka
airmata
kearah dimana abadi itu sesungguhnya.
tentang sebuah kepergian
perpisahan
kehilangan
duka
airmata
kearah dimana abadi itu sesungguhnya.
Seakan pula ia hendak titipkan
pesan pada angin nan semilir
pada rumput; pada daun yang ikut bergoyang.
pada rumput; pada daun yang ikut bergoyang.
“Hidup adalah
perjalanan menuju pulang”.
...................................................................
Copyright//Lonk.18.11.2011.
...................................................................
Copyright//Lonk.18.11.2011.
ndherek maca nggih pak...
ReplyDeleteSuwun.
@Rie Rie~inggih,mangga2 sugeng pinarak.
ReplyDeleteBerbahagia sekali sepagi ini kedatangan tamu dr Hongkong.Salam.
Saat-saat menjelang keharibaan Sang Maha Pencipta memang menakutkan bagi sebagian manusia; namun ada juga yang merindukan; Dalam puisi ini terkesan "dia yang renta" masih berharap dirinya diingat oleh yang akan dia tinggalkan. Sejarah must go on! Kita hanya diingat oleh yang masih hidup, apabila ada karya yang menjadi tanda bahwa kita pernah ada!
ReplyDeleteTerus kreatif, Kangmas, terus produktif!
Salam sahabat dari Home Town.
wah jadi takut nih saya :D
ReplyDelete@CahNdeso~sebuah pencerahan yang bernas dalam menguak pesan yang ada.Matur suwun rawuhipun.Salam hormat.
ReplyDelete........................
@Zh!nTho~Nggak usah takut gan,ianya pasti datang pd kita.Kita siap2 aja kalee,,hehehe.makasih udah singgah diblog buruk ini.Salam.
karya2mu keren Alie,akk suka
ReplyDelete