Menatang minyak
imbangi langkahmu,
hei!
jangan tertumpah
jangan tertumpah
Ada banyak hati tersiram panas karenamu
Segala hening senyap
resah gulana musyafir lelap
Tutup syair patah lidah kidung
lembar tanya belum dijawab
"Wahai musyafir, bercerminlah dirimu"
"Jangan bertengger di puncak keegoan tika menyerah
jiwamu"
"mengikut telunjuk isi kepala tak berhati"
"tak mampu tegak bersandar nurani"
"Dimana garis muka yakinmu yang tak malu menantang bulan"
"tertukar topeng semasa?"
"Teriakanmu melirih,karna isak datang menindih"
"Bagai isi buku yang lari dari baris judulnya"
Penantian akan jawaban rajah cinta
tak berujung jauh dari akhirnya
"Kenapa kau tancapkan tajam batu tuk sekedar memuaskan egomu"
"Cinta?"
"atau kau yang tak tahu malu?"
Selembar daun jatuh berbalut debu iring perjalanan kisahmu
Bermuara di sanggar hati
berlabuh di dermaga suka
"Alih arah tujumu wahai musyafir..!!!"
"Bila tidak,"
"tenggelamlah kau di pusaran rasa".
Jangan terpatah tumbuh tunasmu
biar terpisah dari ranting asamu
Mengertilah..
dan biarkan berjalan apa adanya..
-----------------------
by Lonk
Jangan terpatah tumbuh tunasmu
biar terpisah dari ranting asamu
Mengertilah..
dan biarkan berjalan apa adanya..
-----------------------
by Lonk
0 apresiasi sahabat:
Post a Comment
Kritik dan saran amatlah diharapkan.
Salam hormat & happy blogging.