Tuesday, December 23, 2014

MENDADAK: JADI DUKUN BERANAK(true story)

( Ini bukan sekedar cerita tapi asli kisahku)

    Karena kesibukan yang berakibat menghilangnya selera menulis, sudah setahun blog ini  tak update. Jadi untuk mengembalikan mood menulisku lagi, maka akan kuceritakan kisah sejatiku yang baru saja kualami pada sahabat semua. Peristiwa itu terus saja membayang dalam fikiranku sampai saat ini.

GLODAAAKK!

   
Ini adalah peristiwa yang kualami beberapa hari yang lalu, lebih kurang jam 7pm waktu Johor bahru, 16 Desember 2014, yang sempat membuatku serasa dilanda shock effect.

Aku mungkin telah mengabaikan norma dan susila.
Aku yakin akan menjadi bahan gunjingan para 'mulut-mulut ember'.
Namun sampai saat inipun, jujur aku juga masih bingung, apakah perbuatanku itu salah atau benar.
Jika aku salah...ampuni aku Ya ALLAH.

    Sore itu aku menengok seorang ibu yang keburu melahirkan sebelum di bawa ke hospital. Terlihat ia sedang dikerubungi oleh para ibu-ibu lainnya, yang saling bingung tak tahu harus berbuat apa. Dan ternyata sang bayi sudah lahir sewaktu aku tiba. Bayi merah itu tergeletak di lantai sambil menangis keras. Suasana semakin cemas. Karena, setelah 30 menit lebih waktu berlalu, ari-ari (tembuni) bayi tak kunjung keluar, bahkan semakin tersedot ke dalam (kata para ibu-ibu).

    Ketika tangis bayi semakin pelan lalu akhirnya diam, suasana menjadi kalang kabut.
   "Harus bagaimana ini?", pekik seorang ibu panik. Para ibu-ibu bingung; aku bingung; semua orang jadi bingung harus bagaimana. Ketika suasana bertambah kritis, sempat kupandang wajah pucat sang ibu yang baru melahirkan itu bermandi keringat, menahan kesakitan; melawan keletihan. Lalu kulihat sang bayi merah menggigil kedinginan bergumul darah segar dengan nafas yang tersengal. Sungguh aku tak tega. Aku tak sanggup melihat peristiwa sebegini. Berpasang-pasang mata berlinang. Banyak dada menahan sebak kian datang.

   Tiba-tiba spontan mulutku bicara:
   "Maaf, ijinkan saya mencoba memberikan pertolongan", kurang lebih begitu kalimat permintaanku kepada semua orang. Mereka terkejut menatapku seakan tak percaya.
Mungkin karena aku seorang lelaki. Mungkin juga mereka yakin bahwa aku tak punya pengalaman sama sekali. Bahkan aku sendiripun tak menyangka, telah berkata seperti itu.
Namun, saat itu aku hanya berfikir tentang dua nyawa yang harus lekas diselamatkan.
Entah darimana datangnya keberanian itu, aku tak mengerti. Yang aku tahu,hanya Allah Maha Mengasihani.

   "Bismillahirrohmanirrohim", kusebut dalam hati.
Aku jongkok, tangan bergetar, dada berdebar. Kurasa saat itu adalah saat paling menegangkan dalam hidupku. Bahkan suasananya jauh lebih menegangkan dibandingkan sebuah perkelahian mahupun tawuran (bagiku).
Ya, aku sempat grogi. Mungkin karena aku bukan seorang dokter atau nurse. Tapi aku hanyalah seorang kuli bangunan. Dan yang pasti ini bukan bidang keahlianku. Jadi aku hanya mengikuti naluri.

   Kuminta tolong diambilkan pisau dan benang. Kuikat tali pusar, jarak beberapa sentimeter, lalu kupotong. Bayi kuserahkan pada orang di sampingku agar dimandikan dan tak kedinginan lagi. Kulilitkan tali pusar licin yang masih tersambung dengan ari-ari pada jari telunjuk. Kulilit beberapa kali agar tak lepas, untuk menahan ari-ari agar tidak semakin bergerak ke dalam.
Sebenarnya aku hanya punya berani; hanya punya nyali; tapi jujur saja aku nyaris nol teori.
Hanya dengan berpandukan ingatan pada film atau sinetron yang pernah kutonton di layar televisi, akhirnya kuberi aba-aba si ibu agar mengejan dengan sekuat tenaga.
   "Ayo bu...terus bu...sedikit lagi bu...", sambil dadaku semakin berdebar. Nafasku ikut memburu. Kubangunkan lagi semangat si ibu.
Huuuhhh...
Setelah beberapa kali mengejan, akhirnya ari-ari bayi broolll... keluar seluruhnya, atas ijin dan lindunganNYA.
Alhamdulillah ya ALLAH....

   Puja puji syukur sontak terucap saat itu. Bersamaan hembusan nafas panjang yang sedari tadi tertahan. Aku yang tadinya jongkokpun, tanpa sadar telah terduduk beralas darah segar yang menggenang. Lama aku diam sambil bersandar di dinding, seakan tak percaya apa yang baru saja kulakukan.
Terimakasih ya Allah...


Asyhadu an laa ilaaha illallÄh wa asyhadu anna Muhammad RasuulullÄh.


   Setelah diamanahkan orang tuanya untuk memberikan nama sang bayi, maka kemarin kuberikan nama:
AFNAN GIBRAN AL KHALFANI.
Aku lebih suka memanggilnya AL
Doaku, semoga kelak dia menjadi lelaki tampan nan pandai, yang wajahnya sentiasa berseri, dan menjadi pemimpin yang berhati mulia.
Amin yarobbal alamin.

"Bocah ganteng...jadi anak yang sholeh ya nak?"

______________________________________
Lonk's copyrighted@16122014.

0 apresiasi sahabat:

Post a Comment

Kritik dan saran amatlah diharapkan.
Salam hormat & happy blogging.

BERBAGI DAN SALING BELAJAR